Tirana – benar-benar beda dari yang lain
Dalam menentukan tujuan wisata saya sering tempuh berbagai cara, kadang melakukan perencanaan panjang dan pencarian, kadang pula hanya dalam waktu singkat, dengan sedikit bahkan tanpa perencanaan sama sekali.
Dari semua perjalanan yang saya jalani dan tempat yang saya kunjungi, tujuan yang saya ambil berdasarkan firasatlah yang selama ini menjadi tujuan terbaik.
Dan Tirana adalah salah satu tempat seperti itu.
Pembaca yang budiman, anda harus tau bahwa sudah merupakan kebiasaan bagi saya untuk berkunjung ke EROPA dimana saya berasal.
Selain untuk mengunjungi keluarga dan teman juga untuk memperkenalkan budaya Eropa kepada putri saya, karena itu juga merupakan warisan budayanya.
Jadi ketika merencanakan kunjungan Eropa tahun ini dan menentukan tujuan yang ingin kami datangi, saya punya intuisi serta firasat untuk mengunjungi Tirana, ibu kota Albania.
Jangan tanya saya kenapa…
Awalnya saya khawatir soal “keamanan/keselamatan”. Tapi kekhawatiran saya langsung hilang ketika saya membaca artikel-artikel online yang membahas isu keamanan ini.
Aman-aman saja.
Lihatlah beberapa foto-foto dari Tirana berikut ini:
Tirana itu bukan…
Saya akan mulai dengan memberitau Anda apa yang Tirana bukan.
Tirana itu bukan kota yang spektakuler dengan banyak atraksi. Tirana memiliki sangat sedikit arsitektur tua yang mengesankan. Apalagi arsitektur baru yang impresif.
Bahkan, Tirana tidak memiliki banyak tempat menarik untuk turis. Dan di situlah letak pesona Tirana. Saya akan jelaskan mengenai hal ini nanti.
Jadi, jika Anda sebagai pengunjung datang ke Tirana untuk mencari dan mencicipi warisan budaya Eropa, Anda akan kecewa.
Dan kekurangan inilah yang membuat Tirana: NYAMAN.
Saya yakin di masa mendatang Tirana akan tetap menjadi “non-turis” dan “underdog” diantara ibu kota Eropa sebagai tujuan wisata. Menurut saya ini adalah kabar baik.
Apa yang membuat Tirana nyaman?
Temponya. Tirana itu pelan. Orang-orang punya waktu.
Waktu untuk duduk dan menikmati percakapan sambil minum kopi, bir atau segelas anggur.
Tidak ada yang jauh di Tirana. Semuanya dalam jarak dekat. Bahkan, Anda bisa dengan mudah menjelajahi semua pusat kota Tirana dan “tempat menarik”(apapun itu) dalam waktu 2-3 jam – berjalan kaki.
Tidak ada sistem kereta api bawah tanah atau trem. Hanya sedikit bus. Tapi kemungkinan besar Anda tidak akan membutuhkannya. Dan untuk yang malas, ada banyak taksi.
Karena saya berkunjung bersama anak-anak saya, saya tidak mengendarai sepeda di Tirana. Namun, Tirana “cukup baik” untuk para pengendara sepeda.
Kenapa saya bilang “cukup baik”? Karena tidak ada jalur khusus sepeda seperti kota-kota lain di Eropa. Arus lalu lintas, lebih lancar bila di bandingkan dengan ibu kota Eropa lain.
Kabar baik untuk para pengendara sepeda adalah tidak ada yang perduli jika Anda bersepeda di jalur pejalan kaki atau dimana saja. Semuanya boleh dan polisi tidak perduli.
Tirana dipenuhi dengan kafe dan restoran yang mengundang untuk duduk dan menikmati “waktu-istirahat”. Ada banyak kafe dan restoran dimana-mana. Standard layanan berkisar dari baik hingga istimewa.
Aspek lain yang sangat menarik bagi saya adalah tidak adanya merek-ternama di Tirana. Tidak ada Starbucks, restoran cepat saji terkemuka. Bahkan di beberapa mall modern Anda tidak akan menemukan merek-merek pakaian yang terkenal.
Tidak ada billboard dan papan iklan besar di Tirana.
Jadi, sepertinya apa yang Tirana tidak miliki justru membuat Tirana mempesona.
Penjahat dan Pahlawan Tirana.
Untuk memahami bagaimana Tirana saat ini, kita perlu melihat peran yang dimainkan dua orang dalam sejarah Tirana.
Penjahat dan pahlawan!
Penjahatnya dulu: Enver Hoxia.
Dia adalah diktator brutal yang memerintah Albania selama puluhan tahun. Sampai akhir tahun 80-an. Dan peninggalannya di Tirana adalah sistem bunker yang luas di bawah kota.
Tapi di atas tanah dia meninggalkan kota yang rusak dengan sangat sedikit perkembangan.
Dia bahkan mendirikan kota terlarang tempat di mana dia dan kader partainya tinggal. Tepat di pusat Tirana. Dan area ini terlarang bagi orang awam.
Area tersebut sekarang disebut Blocku dan telah dirubah menjadi area “hipster” Tirana. Restoran mewah, butik funky dan banyak kaum muda Tirana yang tinggal di sini.
Area yang ramai dan pastinya tempat yang harus dikunjungi jika berlibur ke Tirana.
Sekarang kita bicara tentang pahlawan Albania.
Pemain bola basket Albania yang terkenal, yang kemudian menjadi seniman lalu menjadi politisi: Edi Rama. Perdana Menteri Albania yang terpilih secara demokratis.
Di bawah masa jabatannya sebagai walikota Tirana, kota ini berkembang dengan pesat dan menjadi lebih baik.
Dia menghancurkan ratusan bangunan ilegal dan bobrok yang menutupi hampir seluruh bagian dalam kota dan mengubahnya menjadi zona hijau yang menawan.
Beliau juga memerintahkan banyak bangunan jelek di area komunis untuk di cat dengan warna-warna cerah.Karenanya, sekarang Tirana terlihat penuh warna dan funky.
Edi Rama juga, menghiraukan penentangan rakyat, merubah alun-alun Tirana(Skanderbeg) dari tempat lalu lintas paling padat di Tirana menjadi zona khusus pejalan kaki yang sangat besar dan nyaman.
Anda bisa melihat semua proyek yang berhasil tersebut pada foto-foto berikut:
Keju dan Kopi
Di Tirana, kedua hidangan ini sangatlah menonjol, meskipun keduanya tidak di konsumsi secara bersamaan.
Setahu saya budaya kopi disini merupakan warisan dari orang Italia sewaktu menjajah dan memerintah Albania. Namun kenapa orang Albania sangat suka keju, saya masih belum tahu.
Alhasil, kota Tirana dipenuhi dengan kafe-kafe kecil dan orang-orang sepertinya selalu menemukan waktu untuk duduk dan minum kopi. Kopi di Tirana selalu enak.
Saya selalu dapat menikmati kopi yang istimewa.
Makanan di Tirana juga enak-enak. Saya rasa makanan di Albania seperti campuran makanan Balkan dan Yunani. Dikarenakan letak geografis Albania dekat dengan Italia, ada banyak juga makanan Italia yang ditawarkan.
Ada juga sedikit masakan internasional.
Toko dan Belanja di Tirana
Pertama-tama, saya belum pernah melihat begitu banyak toko sepatu dan pembuat sepatu seperti di Tirana.
Kenapa bisa begitu? Saya tidak tahu dan jika salah satu dari Anda pembaca terhormat bisa menjelaskan itu, saya akan senang mendengarnya.
Yang saya sukai dari toko-toko di Tirana dan budaya belanjanya adalah betapa sederhananya mereka.
Tirana masih memiliki toko-toko yang terlihat seperti dari tahun 50-60an.
Pandangan yang romantik! Saya tahu bahwa bisa jadi orang melihatnya sebagai indikator ekonomi yang lemah dan kurang berkembang. Saya mengerti!
Namun, sebagai pengunjung ini… yah, menawan.
Di bawah ini saya ingin menunjukan foto-foto toko, jendela toko dan cara berbisnis yang menyediakan jendela ke masa lalu.
Apa yang saya maksud dengan itu? Di Tirana saya melihat banyak toko yang sepertinya tidak tersentuh oleh modernitas.
Bahkan terkadang barang dagangan yang ditawarkan sepertinya berasal dari masa lampau. Kadang-kadang Tirana terasa seperti kapsul waktu dari pertengahan abad terakhir.
Di Tirana, Anda juga bisa melihat banyak bisnis-satu-orang. Yang mengingatkan saya dengan Asia.
Saya menyukai itu dari Tirana, masih memungkinkan bagi seseorang yang ingin melakukan bisnis untuk langsung menawarkan barang dagangan, jasa atau hasil buatan sendiri di jalanan.
Pembaca dari Indonesia mungkin akan bertanya-tanya apa pentingnya.
Di Eropa Barat, banyak negara yang menganggap diri mereka negara maju dan seseorang akan membutuhkan jutaan izin untuk mendirikan bisnis, akibatnya sangat sulit untuk melakukan bisnis-satu-orang.
Tirana dengan anak-anak
Salah satu ketakutan terbesar saya adalah bagaimana anak saya yang berumur 8 tahun bereaksi terhadap Tirana. “Dad, aku sangat bosan, gak ada yang bisa dilakukan disini…”
Itu adalah kata-kata yang saya takutkan.
Jadi, rencana saya untuk Tirana -yang tidak begitu menarik untuk anak saya -adalah memastikan kami mendapatkan akomodasi -Airbnb yang lega, nyaman, memiliki banyak channel TV internasional dan yang paling penting koneksi internet yang bagus.
Apa strateginya disini? Ya, setelah sering berjalan-jalan dengan anak saya sebelumnya, saya tahu kalau YouTube, game online dan channel TV yang menarik untuk anak-anak bisa membuat anak saya sibuk dan tenang setidaknya 60% dari waktu.
Tapi ternyata ketakutan saya tidak beralasan.
Kami menemukan dua taman kecil di tengah kota dengan komidi putar, perosotan, ayunan, trampolin dan wahana lainnya.
Sangatlah murah dan sudah sangat tua. Wahana terlihat bergaya Soviet-union. Tua dan berkarat sepertinya lebih cocok untuk museum barang antik.
Tapi, anak saya tidak perduli karena dalam hal bersenang-senang, ini tidak terlalu beda dengan wahana terbaru yang dikontrol dengan komputer dan lampu-lampu neon.
Sebagai penutup, izinkan saya membuat pernyataan. Saya sepertinya jatuh cinta dengan Balkan. Bukan karena ini saat pertama kali saya ke Balkan.
Di masa kecil saya, orang tua saya sering membawa saya ke Kroasia, tapi itu 40 tahun yang lalu, setelah itu saya tidak pernah kembali.
Kunjungan saya ke Albania membangkitkan kembali perasaan yang kuat terhadap Balkan. Jadi keinginan saya adalah untuk melihat lebih banyak lagi daerah Eropa ini di tahun-tahun mendatang.
Saya harap Anda menyukai esai pendek tentang Tirana ini. Seperti biasa saya akan senang mendengar komen dari Anda.
DOMINIK
FOLLOW ME ON
0 Komentar