
Thaipusam – FESTIVAL YANG PALING HEBOH DI SINGAPURA
Bagi saya pergi ke Singapura sedikit terasa seperti pergi dari kampung ke kota. Ini adalah sesuatu yang saya lakukan cukup sering.
Sehingga, Singapura adalah tempat yang paling sering saya kunjungi. Bukan karena keinginan yang berapi-api untuk pergi kesana. Tetapi untuk alasan kebutuhan, kepraktisan, dan kenyamanan.
Mengunjungi Singapura bukanlah merupakan hal yang besar bagi saya. Tetapi saya menikmatinya dan biasanya menantikannya.
Tetapi kunjungan kali ini sedikit spesial. Pertama, ini adalah salah satu perjalanan langka dengan nyonya saya. Kedua, saya ingin membeli kamera yang pada saat itu tidak bisa saya temukan di Indonesia – yaitu Panasonic LX10.
Tetapi hal yang utama adalah THAIPUSAM, ‘festival’ religi India tahunan terbesar di Singapura. Menurut saya, ‘sebuah mutiara budaya’ yang melambangkan ‘semangat Singapura’.
Saya telah menyaksikan Thaipusam lebih dari 20 tahun yang lalu di Kuala Lumpur dan itu merupakan sebuah pengalaman yang bagus. Saya bisa melihatnya lagi. Dan kali ini dengan kamera.
Untuk permulaannya biar saya menunjukkan beberapa foto terlebih dahulu:

Kenapa Anda melihat saya seperti itu?

Seorang pemuja dengan ‘dekor wajah’ yang menarik…

Seorang pemuja yang bangga

Meninggalkan kuil.

semua kaitnya ada di tempatnya masing-masing…

sedikit aksi tarik-menarik untuk tambahan rasa…

hooked up / terpasang

cara yang menarik untuk membawa kaleng susu…

Pemuja lain yang bangga di festival Thaipusam – Singapura
Apa itu Thaipusam?
I Saya tidak akan menjelaskan apa Thapusam itu pada tempatnya dan apa makna religinya. Jika Anda ingin menggali lebih dalam Anda bisa melihat artikel Wikipedia article mengenai Thaipusam.
Yang cukup jelas adalah sejenis ‘masokisme’ terlibat disini. Sejenis ‘penyiksaan diri sendiri’ atau menguji toleransi seseorang terhadap rasa sakit. Semua dalam usaha menyanjung para dewa.
Mengejutkannya para pria itu tidak terlihat kesakitan. Dan menusukkan jarum melewati pipi seseorang dan memasukkan kait-kait besar ke dalam kulit terlihat seperti hal yang paling alami bagi mereka.
Ritual ini tidak terbatas hanya untuk pria. Ada cukup banyak wanita yang juga mengambil bagian dan melakukan ritual ini. Bahkan beberapa anak kecil melakukan sejenis tindikan untuk Thaipusam.
Satu hal yang bisa saya pastikan adalah bahwa tidak ada ‘tipu muslihat’. Dan orang-orang itu tidak dibius dengan zat apapun atau berada dalam keadaan kesurupan.
Bagaimana tepatnya mereka melakukannya saya tidak tahu. Dan jujur saya tidak ingin mencari tahu. Karena bahkan jika saya tahu bagaimana cara melakukannya saya tidak akan mencobanya sendiri.
Namun, satu hal yang bisa saya petik dari menyaksikan apa mereka lakukan terhadap tubuhnya adalah bahwa tubuh kita adalah ‘mesin’ yang luar biasa dan mengetahui cara mengendalikan tubuh dan pikiran bisa memberikan hasil yang luar biasa.
Mau lebih banyak gambar?

Dua tatapan…

Rasa sakit dan kebanggan dan kenikmatan – Anda yang pilih.

Mereka tidak terlihat senang menurut saya.

‘aksi’ dari jarak dekat…

Rapi & teratur
UNTUK PARA FOTOGRAFER
Saya rasa terbukti jelas bahwa Thaipusam merupakan sebuah kesempatan bagus untuk mengambil gambar. Berikut beberapa hal yang saya sarankan untuk dipertimbangkan oleh para fotografer…
Para pemuja cukup santai dalam hal difoto. Tidak usah dikatakan bahwa Anda harus menghormati dan selalu menyadari bahwa ini bukanlah karnaval atau semacamnya, tetapi sebuah aktivitas agama.
Para pihak berwenang yang mengatur prosesnya tidak terlalu bertoleransi karena saya mengalami beberapa kali mereka menghalangi saya mendekat. Tidak terlalu mengejutkan. Bagaimanapun ini adalah Singapura…
Hal ini membuat saya menyarankan bahwa setidaknya satu lensa panjang harus menjadi bagian dari senjata Anda. 70 – 200 mm panjang fokus atau bahkan lebih.
Selama perjalanan ini saya banyak menggunakan Lumix LX 10 saya yang baru saya peroleh. Dan kamera saku kecil ini menguasai semua tantangan yang saya berikan dengan baik.
Kamera lain yang saya gunakan adalah Sony a7 r II. Yang dimana saya memasang si ‘ksatria kegelapan’ – Mitakon 50 / 0.95 yang patut disegani. Menggunakan lensa secepat itu merupakan pilihan yang bagus untuk situasi dengan cahaya yang redup.
Senjata ajaib lain yang saya gunakan adalah lensa mirror Tokina 500 mm / f8. Saya melewatkan cukup banyak jepretan karena orang-orang banyak bergerak dan fokus manual pada 500 mm adalah hal yang menantang. Tetapi saya masih bisa mendapatkan beberapa yang bagus. Saya mencintai lensa ini walaupun susah untuk dipakai.
Foto-foto Thaipusam terbaik adalah pada saat jam-jam senja di pagi hari dan di malam hari.
Bersiaplah karena akan ada cukup banyak fotografer lain. Semua bersaing untuk tempat terbaik. Dan seperti yang kita tahu para fotografer banyak yang ‘kejam’.
Jika Anda mengunjungi Singapura terutama untuk Thaipusam saya sarankan Anda untuk berkeliling di sekitar Little India. Karena bagian Singapura ini sendiri sangat bagus untuk fotografi. Dan yang paling pasti memiliki makanan India terbaik untuk ditawarkan. Tetapi saya menyimpang disini.

gaya rambut yang sangat keren!

Saya suka – tetapi mereka tidak punya ukuran saya…

apa yang dia rasakan pada saat itu?

dia terlihat lumayan rileks.
Saya harap Anda menikmati foto-foto Thaipusam di Singapura. Seperti biasa saya mendorong Anda untuk meninggalkan komentar dibawah ini.
Dan kalau berkenaan saya ingin mengundang anda untuk menjadi angotta dari komunitas SLOW FOTOGRAFI.
Salam – DOMINIK
N.B.: Kali ini tidak ada selfie, tetapi sesuatu yang jauh lebih menarik. Foto nyonya saya… yang terus menjadi inspirasi besar untuk pekerjaan saya dan seorang teman perjalanan yang sempurna. Diah, kita harus segera jalan-jalan lagi…

Nyonya saya…
FOLLOW ME ON
0 Komentar