
Slow Photography bisa menjadi terapi
Selama lebih dari 15 tahun, saya belum pernah menggunakan fotografi sebagai “kegiatan terapi”. Tapi, ada yang pertama kali untuk semuanya.
Foto-foto yang akan saya perlihatkan di sini sangat dipengaruhi oleh kondisi emosional saya selama kunjungan terakhir saya ke Taiwan. Biar saya jelaskan.
Kunjungan ini bertepatan dengan misi pencarian diri yang sangat sulit. Semacam proses “pelepasan kulit”. Saya tidak bisa mengatakan seberapa jauh foto-foto ini mencerminkan “perjalanan batin” saya. Itu tergantung dengan penilaian Anda.
Yang bisa saya jelaskan adalah mengambil foto-foto tersebut telah membantu saya mengatasi trauma saya dari berbagai sisi. Salah satunya itu mengalihkan perhatian saya dari pikiran-pikiran dan emosi negatif yang selalu ada di benak saya.
Akan tetapi, dampak utama dari fotografi sebagai terapi, baru saya rasakan ketika saya kembali dari Taiwan dan mulai mengedit dan mengatur foto-foto yang saya ambil.
Karena, saat saya mengambil foto-foto tersebut saya merasa kalau saya tidak bisa mengambil foto yang “bagus”. Mungkin karena saya sedang dipengaruhi oleh kesedihan saya sehingga apapun yang saya lakukan ternoda oleh pikiran negatif.
Saya terkejut ketika menyadari bahwa beberapa foto yang saya ambil ternyata hasilnya bagus. Yang membuat saya lebih senang lagi adalah banyak dari foto itu berbeda dari yang biasanya saya ambil.
Intinya foto-foto itu membawa kembali sebagian “kebahagiaan” dan rasa kepuasan.
SLOW PHOTOGRAPHY untuk saya adalah kegembiraan dan kepuasan..
Karena makna yang personal dari kunjungan ini, di mana saya merasa seperti kembali sebagai orang yang berbeda, saya akan mulai dengan beberapa foto diri sendiri yang mencerminkan suasana hati saya ketika tiba di Taiwan.
Dan mohon lihat hingga foto terakhir yang memperlihatkan perubahan personal saya setelah satu bulan di negara Taiwan yang istimewa.

Selfie yang menangkap kondisi pikiran / jiwa saya pada awal kunjungan ini

Sulit dijelaskan tapi indah untuk dilihat

Selalu ada kuil spektakuler yang bisa ditemukan di Kaohsiung

Jenis kuil yang berbeda – memuja konsumerisme

Cuma ‘eye candy’ aja

Yup, saya tahu Anda sedang mencoba menebak apa ini

Pemuja dari Agama Konsumsi
Bersepeda di Taiwan
Untuk mereka yang mengikuti pekerjaan saya sebagai fotografer travel dan penulis akan tahu kalau saya selalu bepergian di tempat yang saya kunjungi menggunakan sepeda. Dan kunjungan ke Taiwan tidaklah berbeda.
Rencana saya adalah untuk membeli sepeda bekas yang masih bagus di Taipei, lalu setelah kunjungan saya selesai di Taiwan, saya akan membawa sepeda itu kembali ke Indonesia.
Kenyataannya berbeda. Begini ceritanya:
Saya tidak mau membuang waktu mencari sepeda bekas di Taipei. Jadi, saya menghubungi orang yang direkomendasikan sebagai “penjual-sepeda-bekas”. Saya bilang padanya kalau saya sedang mencari sepeda kota. Sepeda yang bisa saya gunakan untuk berkeliling di kota yang akan saya kunjungi. Jangan yang terlalu bagus saya bilang, saya tidak mau membayar terlalu mahal.
Yang dia perlihatkan mengejutkan saya. Itu adalah sepeda yang biasa digunakan oleh ibu rumah tangga. Anda tahu sepeda yang mempunyai keranjang yang dipasang di depan untuk bahan makanan. Awalnya saya agak kecewa.
Tapi, sepeda itu punya 18 gigi, remnya berfungsi dengan (hampir) sempurna dan ternyata ok untuk kegiatan saya. Bahkan di hari saya mendapatkan sepeda itu, saya sangat senang untuk bersepeda lagi hingga saya berkeliling di Taipei selama lebih dari sejam di malam hari dan juga hujan lebat.
Membawa sepeda ke dalam kereta api di Taiwan
Beberapa minggu sebelum saya pergi ke Taiwan, saya mempelajari bahwa di Taiwan, membawa sepeda ke dalam kereta itu diperbolehkan.
Saat saya pergi ke stasiun utama di Taipei untuk membeli tiket ke Taichung, saya diberi tahu kalau dari stasiun utama Taipei, hanya kereta kecepatan tinggi yang beroperasi dan itu tidak memperbolehkan membawa sepeda ke dalam.
Saya lalu disuruh ke stasiun kereta lain di Taipei. Stasiun tempat kereta “normal”. Maksud saya dengan kereta normal yaitu kereta yang berhenti di setiap stasiun yang dilewatinya. Kereta yang “lamban”.
Membeli tiket untuk saya dan sepeda saya cukup mudah. Namun, perjalanan pertama dari Taipei ke Taichung tidaklah mudah. Kereta yang saya tumpangi lebih seperti kereta bawah tanah di mana banyak orang yang berdiri dan hanya ada sedikit kursi.
Penuh sekali!! Jadi, saya harus berdempetan dengan semua barang bawaan dan sepeda saya. Berdiri, dengan satu tangan memegang sepeda dan tangan lainnya memegang pegangan. Seperti di neraka!! Apakah saya harus berada di posisi yang menyiksa ini selama empat jam – waktu yang dibutuhkan untuk mencapai Taichung dari Taipei?
Untungnya setelah sekitar satu jam, keretanya mulai kosong dan saya bisa duduk. Saya masih harus memegang sepeda saya tapi itu tidak masalah.
Perjalanan kedua dari Taichung ke Kaohsiung jauh lebih baik. Keretanya memiliki tempat khusus untuk sepeda dan kursi roda. Kereta ini kosong jadi saya bisa menaruh sepeda saya dan duduk dengan nyaman.

Cahaya dan pencerahan

Salon untuk anjing…

Siapa dan apa itu equal disini?

Memotret parar fotografer

In ?

Dominik Kontemporer…

Ucapkan doa

Bersantap dengan gaya Buddha

Banyak sekali pompa di sini…

Di jalanan pusat kota Kaohsiung

Budaya jajan di Taiwan

Melihat-lihat untuk keberuntungan?

Ekspresionisme?

Dermaga Seni & Orang Berseni

The crowds at sunset

Kerumunan saat matahari terbenam

Malam hari di jalan-jalan Taichung

Ramai apa ?

Night Market di Taichung

Mencoba fitur multi eksposur kamera saya
Taipei — Kaohsiung — Taichung
Itu adalah 3 kota terbesar di Taiwan. Dan setelah mengunjungi semuanya, saya rasa saya perlu membandingkan kota-kota tersebut.
Ketiga kota ini adalah kota metropolis yang besar dengan setidaknya 2,5 juta penduduk. Dan memang ada lebih banyak kesamaan daripada perbedaan diantara kota-kota ini…
Taipei, sebenarnya tidak memiliki satu pusat yang khas. Taipei memiliki beberapa area yang berbeda, semuanya dengan karakter yang unik. Menurut saya Taipei adalah kota yang sangat nyaman.
Tapi, bukan kota yang harus ada di “daftar keinginan” semua orang. Sebagai turis, Anda bisa dengan mudah mengunjungi semua tempat yang terkenal dalam 2 atau 3 hari. Namun, untuk benar-benar merasakan suasana Taipei, Anda membutuhkan waktu lebih banyak.
Taichung itu berbeda. Pada umumnya kesibukan kota ini sama seperti di Taipei. Akan tetapi, rasanya sedikit lebih tenang. Museum-museum di sini sangat menarik, begitu juga pasar tradisional – yang benar-benar terasa “tradisional”.
Taichung bukan tempat yang bagus untuk bersepeda. Hampir tidak ada jalur khusus sepeda. Tapi, itu bukan masalah besar.
Jangan pergi ke Taichung jika Anda ingin melihat tempat untuk turis. Tidak ada tempat seperti itu di sana.
Kaohsiung: Untuk mereka yang sudah membaca 2 artikel lain saya (di sini dan di sini) tentang Kaohsiung pasti tahu kalau kota ini adalah tempat favorit saya di Taiwan.
Dan setelah perjalanan yang satu ini, rasa “sayang” saya untuk Kaohsiung telah menguat. Secara keseluruhan, saya sekarang sudah menghabiskan waktu hampir sebulan di Kaohsiung dan masih menemukan tempat-tempat baru yang belum pernah saya lihat.
Kaohsiung adalah kota terbaik untuk bersepeda dan juga kota paling hijau di Taiwan. Kaohsiung memiliki tempat-tempat yang nyaman seperti pelabuhan tua, area hijau dalam kota yang luas, pasar malam yang indah, bahkan pantai.
Ada juga kuil-kuil paling indah di Taiwan, pusat seni, masakan enak dan secara keseluruhan merupakan kota yang layak untuk dihuni. Saya yakin saya akan kembali ke Kaohsiung lagi.

Tukang sepatu

Dewa-dewa di kuil

Dewa lain di kuil di Kaohsiung

Dewa lainnya di kuil di Kaohsiung

Anda pasti tahu apa itu…

Tidak tahu apa & kenapa – saya suka aja

Sekarang Anda pasti tahu kalau saya suka kuil-kuil Taiwan

Lagi masak apa, Bu..?

Atap dari semua kuil di Taiwan sangat menakjubkan

Kalau saja saya bisa membaca bahasa Cina…

Banyak sekali warna merah di sini…

Emas & Merah

Semacam kuil lainnya?

Taichung !

Saya suka celananya yang transparan

Hidup itu untuk dinikmati begitu juga teknologi

Cahayanya kembali lagi
Saya harap Anda menyukai esai ini dengan foto-foto dari Taiwan. Jika Anda ingin melihat lebih banyak foto yang saya ambil dari Taiwan, silahkan kunjungi:
KAOHSIUNG — ASIA’S MOST RELAXED METROPOLIS
Jika Anda ingin mempelajari apa itu SLOW PHOTOGRAPHY dan bagaimana Anda bisa mendapat manfaat darinya, silahkan bergabung:
SLOW PHOTOGRAPHYBe a member of the movement
DEDIKASI: Saya mendedikasikan foto-foto ini untuk istri dan partner saya selama lebih dari 25 tahun: Diah.
Diah, terima kasih untuk semuanya, saya tidak akan bisa membuat ini atau foto-foto lainnya tanpa dukungan, kekuatan dan kesabaran dirimu.
TERIMA KASIH BANYAK.
Sungguh’ – DOMINIK
FOLLOW ME ON
0 Komentar