Murals & Street Art & Grafiti di SOLO Jawa Tengah
Sepertinya saya sangat ketinggalan zaman karena saya belum tau bahwa kota Solo telah menjadi pusat street-art di Indonesia.
Maka saya jadi cukup kaget pada saat saya melewati Jl. Gatot Subroto dan pertama melihat betapa bagus mural mural yang terdapat disana dan di sekitarnya.
Sebelum saya ceritain lebih lanjut mari kita lihat dulu beberapa foto yang menunjukan suasana disana:
SOLO – bertemu lagi dengan ācinta lamaā…
Sekitar 30 tahun yang lalu pada saat saya mulai sering mengunjungi Indonesia ada dua tempat yang saya paling suka. Yaitu Bali, dimana akhirnya saya menetap.
Tempat favoritku yang kedua pada saat itu adalah kota Solo – Jawa Tengah.
Saya bahkan begitu doyan di Solo sehingga pernah mempertimbangkan untuk mengambil kuliah karawitan disana. Tapi gak jadi karena berbagai alasan.
Setelah saya menetap di Indonesia pertengahan tahun 90-an, saya belum sempat ke solo lagi. Jadinya selama dua dekade gak pernah kesana.
Namun beberapa tahun belakangan ini saya ingin kesana lagi. Dan akhirnya pada bulan Maret 2020 keinginanku terkabul.
Karena saya cukup kenal Solo maka saya gak persiapkan apa-apa ataupun melakukan pencarian mengenai apa yang bisa dilihat disana. āKan saya ādah expert soal Solo…
Street art di SOLO suatu inisiatif antara pemerintah lokal dan para seniman
Pemerintah Solo telah mengambil inisiatif untuk menyediakan tempat untuk Street Art dan Murals di kota kesayanganku ini. Katanya untuk memberantas street art liar yang dianggap vandalismeā¦
Namun saya bersyukur bahwa āvandalismeā masih tetap ada di beberapa tempat lain di kota Solo. Sebab saya merasa vandalisme yang berupa street-art cukup bagus untuk dipandang.
Bukankah vandalisme adalah satu perbuatan yang merusak? Mana mungkin seni menjadi kerusakanā¦ Lho piye ?
Yang gak ngerti arti nya vandalisme saya atau pemerintah ? Itu saya serahkan untuk dinilai oleh pembaca artikel iniā¦
Bagaimanapun jugaā¦ Tetap bagus bahwa pemerintah Solo telah āmemper-monggo-kanā seniman untuk memperindah kota Solo dengan karyanya.
Pagi hari adalah waktu yang paling tepat untuk menikmat street-art Solo…
Pada saat saya melewati Jalan Gatot Subroto dengan grab dan sopir menjelaskan soal proyek murals ini. Beliau usulkan untuk mengunjungi Jalan Gatsu ini pada saat malam sesudah toko-toko telah tutup.
Karena tempat menginap saya lumayan dekat dengan Jl. Gatsu maka pada hari berikut saya sekitar jam delapam malam kesana.
Memang toko nya tutup, cuma semuanya agak gelap juga. Maka mural-muralnya gak begitu nampak. Apa lagi kalau mau difotoā¦
Sehingga saya ambil kesimpulan bahwa sebaiknya kesana habis subuh, dini hari sebelum toko buka dan semua nya jadi ramai.
Tepat sekali rencana āikiā. Karena memang sekitar pukul tujuh pagi cahaya sudah bagus namun semua masih tutup dan masih terasa sepi.
Kondisi sempurna untuk jepret.
Jepret dengan lensa tua
Seperti biasanya saya bawa lensa tua. Dan kayanya tepat sekali pilihan ku. Yaitu Jupiter 11 yang 135mm / f4.0.
Ternyata focal-length 135 mm cocok sekali untuk mengambil gambar dari seberang jalan.
Sehingga hampir semua jepretan saya diambil dengan lensa Jupiter ini.
Saya juga bawa satu body lagi (SONY a7 rII) dengan dipasang lensa INDUSTAR 69 (28 mm / f2.8 ). Tapi saya hanya ambil satu-dua foto dengan lensa INDUSTAR ini.
Saya juga ditemani oleh satu poket kamera. Yaitu LUMIX 10 dan sebagian kecil foto mural-mural Solo saya ambil dengan āSi Lumixā.
Saya benar-benar angkat topi, baik bagi pada para seniman yang menciptakan street art ini maupun pada pemerintah Solo untuk dedikasinya dan mendukung proyek street-art ini.
Mural-mural yang dipamerkan disana beraneka-ragam motifnya dan dengan ada banyak unsur yang berkhas Jawa.
Kebanyakan saya berusaha untuk ambil foto karya seni ini tanpa lingkungan di sekelilingnya seperti bangunan.
Malah ada beberapa mural diantaranya yang detail-detail begitu bagus sehingga saya ngefoto detail tersebut.
Mari kita lihat beberapa contoh lagi dari keindahan mural-mural di SOLO:
Kesimpulan saya mengenai proyek street art di SOLO
Saya telah melihat street-art di berbagai pelosok dunia dan yang terdapat di Solo tak kalah bagus nya.
Bahkan saya merasa street-art sangat cocok untuk Indonesia. Karena pada umumnya apresiasi dan penerapan seni di Indonesia masih kurang. Jarang ada galeri seni atau museum dimana masyarakat bisa menikmati hasil karya para seniman.
Menurut hemat saya street-art adalah satu cara yang tepat untuk mendekatkan rakyat dengan kehebatan & kreativitas para Seniman tanah air.
Kayanya inisiatif karya street art pada Jl Gatsu ini juga menjadi inspirasi bagi beberapa pelukis grafiti lain sehingga di beberapa tempat lain di kota Solo juga ada tembok-tembok yang dihiasi dengan mural.
Apakah mural liar ini juga ādi-sahkanā saya gak tau. Tapi āwho cares-lahā karena ākan pada awalnya grafiti memang liar dan ilegal.
Semoga kota lain di Indonesia ikut mencontoh SOLO…
Sayang nya trip saya ke Solo dipersingkat menjadi cuma lima hari gara-gara suatu virusā¦
Namun saya yakin saya akan balik lagi ke Solo dan mungkin saya akan menemukan lebih banyak street art lagiā¦
Dan kalau anda suka dengan fotografi pakai lensa tua dan lensa manual silahkan gabung dengan kami di komunitas SLOW FOTOGRAFI.
SLOW FOTOGRAFIJadilah anggota SLOW FOTOGRAFI
Sekianā¦
Om Swastiastu dari Bali – DOMINIK
FOLLOW ME ON
Bagus banget street artnya. Inisiatif dari pemerintah Solo untuk memperbolehkan mural seperti ini adalah ide yang sangat baik!
Makasih komentnya bung dan coba liat sendiri di SOLO.
Wow ga nyangka Solo seperti itu.. Nice! Iya juga sih Indonesia jarang ada galeri utk memperlihatkan karya para seniman. Mungkin suatu saat nanti ada.. great photos btw!
Makasih Felycia. Aq senang kamu suka foto2 ini. Moga2 kamu juga akan bisa melihat murals ini sendiri.
Oks bangets, dmn sy bs dpt kontak mrk ya?