Bali sangat terkenal di seluruh dunia atas patung, topeng dan berbagai motif religius yang sangat khas dan nampak dimana-mana.

Oleh karenanya, Bali juga sering disebut Pulau Dewata.

Agama Hindu mereka mengakui banyak Dewa dan Dewi. Dan kebudayaan di Bali sangat erat kaitannya dengan agama Hindu.

Namun agama Hindu di Bali juga banyak dipengaruhi oleh kepercayaan lama yang sudah ada sebelum Hinduisme tiba di Bali. Termasuk memuja leluhur.

Para Dewa-Dewi dan bahkan nenek moyang diwakili oleh patung dan figur-figur yang sangat khas Bali.

Di Bali setiap tempat ibadah memiliki patung dan figur-figur yang beraneka ragam.

Pengunaan patung bukan hanya terdapat dalam kontex konteks agama saja, namun sudah menjadi satu bagian pokok dari identitas Bali.

Dan para seniman, pemahat dan pengukir di Bali juga sangat terbuka terhadap pengaruh dari luar Bali.

Maka tidak mengherankan kalau ada juga unsur dari agama Buddha ataupun dari kebudayaan Jawa.

Sehingga motif-motif ini menjadi bukan hanya suatu ciri-khas saja, namun sudah merupakan ikonik dan 100% khas Bali.

Maka judulnya: IKON-IKON BALI.

Saya dari dulu sangat kagum terhadap kebudayaan Bali. Sehingga saya sering menjadikan kesenian Bali sebagai bahan dalam fotografi saya.

Pada seri foto ini saya tidak bermaksud untuk sekedar mendokumentasikan patung-patung Bali. Rasanya  sudah ada lebih daripada cukup foto-foto yang bersifat dukomenter.

Sedangkan saya selalu ingin menciptakan sesuatu yang unik dan beda.

Bagi orang yang kenal fotografi saya sudah tau bahwa saya menerapkan pendekatan SLOW FOTOGRAFI untuk menjadikan hasil karya fotoku menjadi unggul.

Dalam konteks proyek ini aspek SLOW FOTOGRAFI memiliki dua sisi.

Yang pertama saya bermaksud untuk menambahkan keindahan dari obyek yang ku potret.

Dan aspek keduanya adalah bahwa saya mempergunakan peralatan fotografi yang khusus.

Yaitu suatu lensa yang telah ‘dimodif’.

Modifikasi tersebut dapat menghasilkan foto yang memilik glow, distorsi dan ‘keanehan’ yang lain.

Perlu dicatat bahwa efek-efek yang terlihat pada foto-foto ini bukan didapatkan dengan Photoshop atau dengan ‘sulapan digital’. Namun ‘look’ ini berasal dari modifikasi lensa.

Dengan cara seperti ini saya dapat menambahkan kesenian saya diatas kesenian para pemahat yang menciptakan patung-patung ini.

Berikut ini saya ingin menjelaskan sedikit mengenai aspek teknis dari proyek ini.

Untuk kamera nya saya pakai SONY A7rII – mirrorless kamera.

Lensa yang saya pakai adalah sebuah lensa tua dengan fokal length 58 mm dan minimum aperature f2.0.

Lensa tersebut dimodifikasi degan memutarbalikan elemen kaca depan.

Si lensa HELIOS 44-2 adalah salah satu lensa tua atau ‘vintage lens’. Lensa tersebut dulu paling populer di Uni Soviet.

Sehingga masih banyak terdapat di pasar bekas dengan harga yang sangat terjangkau. Di Indonesiapun gampang dicari.

Foto-foto ini secara editing gak banyak. Cuma koreksi warna saja pada dasarnya.

Hanya pada beberapa foto tertentu ada sedikit di-photoshop. Tapi minim sekali.

Begitulah ceritanya mengenai seri foto IKON IKON Bali. Kalau anda mau menyaksikan cerita-cerita lain silahkan ikut saya di Sosmed baik FB maupun IG. 

Disitulah saya umumkan kalau saya terbitkan artikel baru.

Dan kalau anda juga suka dengan fotografi pakai lensa tua dan lensa manual silahkan gabung dengan kami di komunitas SLOW FOTOGRAFI.

SLOW FOTOGRAFIJadilah anggota SLOW FOTOGRAFI

Sekian…

Om Swastiastu dari Bali – DOMINIK